JAKARTA, KOMPAS.com --
Apa yang dikeluhkan oleh animator di Indonesia? Kekurangan cerita menarik untuk menghidupkan animasi.
Keluhan tersebut sering terdengar dalam forum maupun workshop animasi.
Tidak jarang karakter menarik yang dilahirkan oleh animator menjadi tak
berarti dan tidak melakukan apa-apa karena belum dihidupkan dengan
cerita yang menarik. Ibarat anak wayang, karakter tersebut tergeletak
dalam kotak dan tak mampu beraksi.
Seperti diketahui, begitu banyak animator hebat dalam negeri yang telah memproduksi trailer menarik
dengan tokoh yang secara visual tidak bisa disebut sebagai karya biasa.
Tapi, sangat disayangkan, tokoh itu menjadi kurang memiliki greget
karena tak didukung cerita yang menggelitik.
Coba saja Anda tengok situs video internet YouTube atau Vimeo,
begitu banyak animasi anak bangsa yang membanggakan dan tidak kalah
dari animasi luar negeri. Namun, karya itu hanya menjadi tontonan gratis
tanpa mampu bersaing dalam industri animasi. Dengan kata lain, produk
animasi tersebut tak bisa dijual hanya gara-gara tidak memiliki cerita
atau story yang menggigit. Jika pun ada, cerita yang muncul kurang nendang, tidak memiliki plot yang apik dan nilai dramatik yang kuat. Bahkan, kebanyakan masih berorientasi ke idealisme animator.
Menurut
penggiat animasi dan juga pendiri Digital Global Maxinema, Achmad
Rofiq, hingga hari ini masih belum ada cerita animasi Indonesia yang
menarik untuk dijadikan referensi. Belajar dari serial Upin Ipin--produk
animasi Malaysia yang mampu merebut hati anak-anak Indonesia--misalnya,
"Kita bisa melihat kekuatan karater yang unik, plot yang kuat, dan
kemampuan pencerita mengangkat tema-tema yang sederhana," kata Rofiq.
Lalu
apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kelemahan itu? Masih menurut
Rofiq, "Jawabannya tentu saja mencari penulis cerita atau story teller
yang mampu bersinergi dengan animator. Sebab, animator kita kadang
asyik bermain dengan dirinya sendiri tanpa mau belajar untuk membuat
cerita menarik yang mampu merebut hati dunia industri. Padahal, dengan
kelemahan bakat animator membuat cerita, sang animator sebenarnya dapat
bergandengan tangan dengan penulis cerita. Dengan begitu, tidak ada lagi
tokoh atau karakter yang dilahirkan oleh animator hanya beraksi untuk
sekuel pendek karena tidak ada 'penggerak' yang mampu menceritakan
perjalanan sang tokoh."
Memang, akan banyak tantangan baru ketika animator bekerja bareng dengan penulis cerita yang merupakan penulis naskah untuk live action.
Tapi, dengan belajar bersama, penulis cerita akan memahami
prinsip-prinsip animasi yang diperlukannya. Sebaliknya, animator juga
akan mengetahui prinsip-prinsip penulisan cerita, dari bagaimana membuat
tema, mengatur plot, menguatkan dramatik, sampai memberi unsur-unsur
komedi yang muaranya akan memberi daya hidup pada karakter yang dicipta.
"Pengalaman kami di studio Digital Global Maxinema (DGM), misalnya,
telah mampu melahirkan beberapa produk animasi dengan cerita serial yang
sebelumnya tak mampu kami penuhi. Itu semua berkat DGM--yang sebagian
awaknya adalah animator--bersinergi dengan pencerita atau penulis naskah
yang kami anggap mampu menghidupkan karakter yang sama-sama kami
ciptakan," jelas Rofiq.
Rofiq melanjutkan bahwa penulis naskah di
Indonesia hampir bisa dikatakan tak ada yang mengkhususkan diri pada
penulisan animasi. Tapi, dengan bergandengan tangan dengan, paling tidak
animator dan penulis cerita bisa lebih memiliki pilihan dalam membangun
dunia khayal secara bersama-sama atas dasar cerita yang mereka bangun
bersama. "Tentu saja, sekali lagi saya katakan, penulis live action
membutuhkan pembelajaran dari animator untuk tahu paling tidak
prinsip-prinsip dasar animasi agar penulis yang bersangkutan lebih paham
dan berdaya dalam mengembangkan imajinasinya. Supaya penulis naskah
atau pencerita juga tidak asal membuat cerita yang jauh dari nilai dan
prinsip-prinsip animasi," papar Rofiq.
Hasilnya, dari beberapa
festival animasi, karya kerja bareng antara penulis cerita dengan
animator mampu merebut prestasi dan layak untuk menjadi produk
komersial. Seperti Songgo Rubuh, yang meraih sebagai The Best Animation
di HelloFest 8 di Jakarta beberapa waktu lalu dan diminati oleh produser
televisi luar negeri. Bahkan, serial lainnya, Kukurock You, sekarang
juga telah memasuki beberapa episode dan memberi kesempatan bagi banyak
animator, terutama lulusan SMK animasi.
Sumber : Hellomotion
.http://entertainment.kompas.com/read/2012/03/11/09221876/Agar.Animasi.Hidup.Animator.dan.Penulis.Cerita.Harus.Bekerja.Bareng
No comments:
Post a Comment